Berdasarkan pengalaman praktisi pemasaran online, ada 7 Kesalahan yang sering dilakukan pebisnis ketika memasang iklan di Google. Kesalahan ini mengakibatkan iklan tidak efisien dan efektif.
1. Memakai Tipe Pencocokan Kata Kunci (keyword match) yang Salah
Ada 3 tipe pencocokan kata kunci yang tersedia pada Iklan Google, yaitu:
- Broad Match: jika menggunakan tipe ini, Google akan menampilkan iklan ketika pengguna mencari menggunakan kata kunci yang disasar tanpa mempedulikan urutan misalnya jika kata kunci yang disasar 'kaca mobil', kemungkinan iklan juga muncul untuk kata mobil kaca.
- Phrase Match: untuk tipe ini, Google menampilkan iklan ketika pencarian yang mengandung kata kunci yang disasar namun urutannya harus tepat. Untuk contoh diatas, iklan akan muncul untuk kaca mobil hitam, pembersih kaca mobil dan lain-lain. Untuk keefektivan iklan, tipe ini yang disarankan digunakan.
- Exact Match: untuk tipe ini Google hanya menampilkan iklan ketika pengguna mencari persis dengan kata kunci yang disasar.
Google menyediakan fitur ads extension yaitu informasi tambahan yang ditambahkan di iklan berupa tombol untuk menelpon, mencari lokasi, maupun informasi produk/bisnis. Fitur ini sangat membantu pelanggan ketika membutuhkan informasi dan meningkatkan kemungkinan iklan untuk diklik.
3. Tidak memiliki gambaran profitabilitas iklan yang dijalankan.
Segala tindakan di dalam bisnis harus dihitung untung dan ruginya. Begitu juga dengan iklan, pebisnis harus bisa mengetahui penerimaan, biaya, dan keuntungan yang berasal dari iklan yang dipasang. Oleh karena itu, pebisnis perlu memiliki alat atau mekanisma untuk melacak konversi/hasil dari iklan yang dipasang (conversion tracking).
4. Tidak menggunakan negative keyword
Negative keyword adalah fitur iklan google untuk mengeluarkan kata-kata kunci yang tidak relevan dengan iklan atau bisnis Anda dari kata kunci sasaran iklan. Fitur ini dapat mengefisienkan biaya dan meningkatkan kinerja iklan.
5. Tidak menyasar Merek Sendiri
Pebisnis seharusnya juga menyasar kata kunci Merek mereka sendiri. Hal ini untuk memperkuat merek sendiri dan menghindari pesaing menggunakannya untuk menjatuhkan merek kita.
6. Tidak mengetahui nilai jangka panjang pelanggan (Customer Lifetime Value-CLV)
CLV adalah berapa banyak perkiraan uang yang Anda dapatkan dari seorang pelanggan selama berhubungan dengan bisnis Anda dalam jangka panjang. Misalnya pelanggan Service AC yang Anda dapatkan sekarang mungkin akan memesan service AC sebanyak 5x dalam setahun. Jadi nilai pelanggan itu adalah Rp350 ribu (5x70 ribu). Jadi masih masuk akal jika Anda menghabiskan anggaran iklan 20-50 ribu untuk mendapatkan pelanggan itu.
7. Tidak memperhatikan Skor Kualitas Iklan
Secara sederhana, Google menggunakan formula Harga Lelang x Skor Kualitas Iklan dalam menentukan iklan yang ditampilkan ketika pengguna mengetik kata kunci tertentu.
Harga lelang adalah biaya/klik yang bersedia dibayar oleh pengiklan. Sementara Skor Kualitas ditentukan oleh relevansi kata kunci disasar dengan yang dicari pelanggan, tingkat klik iklan (CTR), dll.
Tidak selalu pengiklan dengan harga lelang tertinggi yang akan memenangkan lelang dan muncul di Google. Kadang iklan dengan harga lelang lebih rendah tapi skor kualitas lebih tinggi yang muncul di hasil pencarian.
Oleh karena itu, pengiklan perlu meningkatkan Skor Kualitas untuk mendapatkan harga/klik yang lebih rendah dan meningkatkan kemungkinan untuk tampil. Salah satunya dengan meningkatkan tingkat klik iklan (CTR).
Demikian beberapa kesalahan yang perlu dihindarkan ketika memasang iklan di Google. Jika membutuhkan informasi lebih lanjut atau bantuan untuk memasang iklan di Google, Anda dapat menghubungi kami www.cariapa.info .